Pages

Jumat, 03 Juni 2016

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MMP





§  Penilaian dalam Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan
Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pemaknaan data untuk menentukan kualitas sesuatu yang terkandung dalam data tersebut, berkaitan dengan apa yang dilakukan guru, apa yang terjadi di dalam kelas, dan apa yang dilakukan dan diperoleh siswa. Sekalian dengan penilaian dalam pembelajaran MMP di kelas rendah sekolah dasar, penilaian itu tentunya harus bersesuaian dengan tujuan dan hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya. Penilaian yang dimaksud berkenaan dengan penilaian terhadap proses dan penilaian terhadap hasil.
Dalam kaitannya dengan pertanyaan apa yang terjadi di dalam kelas?  dan apa yang dilakukan dan diperoleh siswa melalui pembelajaran di kelas? jawaban atas pertanyaan tersebut mustahil hanya bias digali melalui penilaian terhadap hasil belaka tanpa melihat prosesnya. Sasaran penilaianpun harus mencangkup tiga ranah, yakni:
1.      Ranah Kognitif (kemampuan intelektual)
2.      Ranah Afektif (emosi dan sikap)
3.      Ranah Psikomotorik (keterampilan)
Alat penilaian yang berbentuk tes dan notes yang dilakukan, baik terhadap proses maupun hasil diharapkan akan dapat memberikan gambaran kemampuan dan kemajuan belajar siswa secara utuh dan menyeluruh. Penilaian dengan cara itu disebut dengan pendekatan holistic.
Penilaian yang diarahkan pada proses dan hasil belajar siswa dimaksudkan untuk kemajuan dan hasil belajar yang dicapai masing-masing siswa. Disamping itu, guru juga akan mendapat masukan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswanya dalam belajar. Guru akan dapat memilih dan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didiknya.
A.PENILAIAN PROSES
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran yang dimaksud , guru akan memperhatikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaranBerdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes dapat dilakukan secara tertulis, lisan, dan perbuatan, yang dimaksud dengan tes memiliki arti serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan peserta tes. Dalam pembelajaran MMP, teknik tes dapat dilakukan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana kemampuan dan penguasaan siswa dalam hal kemelekan huruf (kemampuan membaca tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara teknis.
1.Tes Tertulis
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pengerjaannya siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan, baik atas pernyataan maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan.
2.Tes Lisan
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk lisan. Dalam cara inipun, pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atas pernyataan atau tanggapan atas pernyataan.
3.Tes Perbuatan
Merupakan alat penilaian yang penugasannya dapat disampaikan secara tertulis atau lisan dan pengerjaannya oleh siswa dilakukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaian meripakan alat penilaian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat,sikap, dan kepribadian. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal – hal yang tengah terjadi dalm kegiatan pembelajaran. Teknik nontes lebih cocok digunakan dengan penilaian proses, sedangkan untuk penilaian hasil dapat dilakukan dengan kedua – duanya baik teknik tes maupun teknik nontes.
B. PENILAIAN HASIL
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa, alat yang digunakan berupa tes  dan non tes. Untuk menilai pencappaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran MMP di kelas rendah di maksudkan untuk menilai kemampuan siswa dalam hal kemelekhurufan yang dicapainya. Kemampuan yang dimaksud meliputi pengenalan atas satuan – satuan lambang bahasa yang berupa huruf, suku kata,kata, dan kaliamat sederhana
Tes membaca permulaan dapat mengambil bentuk-bentuk seperti berikut:
1.    Membaca nyaring
Siswa diminta untuk melafalkan lambing tertulis baik berupa lambing yang berupa huruf, suku lata, kata atau kalimat sederhana. Melalui tes ini guru akan dapat menilai kemampua siswa dalam mengidentifikasi lambing-lambang bunyi, melafalkannya, dan memaknainya.
2. Mengisi wacana rumpang dalam berbagai tataran kebahasaan sesuai dengan pemfokusan pembelajaran yang diberikan. Teknik isian rumpang untuk membaca permulaan tidak berpatokan pada teknik isian rumpang sebagaimana halnya untuk membaca tingkat lanjut (membaca pemahaman) yang aturannya sudah baku, misalnya dengan pelepasan setiap kata kelima, keenam, atau ketujuh secara konsisten. Misalnya, untuk tes identifikasi lambing bunyi berupa lambing huruf, penyajian struktur dapat dilakukan dalam bentuk sajian kata dengan menghilangkan bagian-bagian huruf yang hendak diteskan. Demikian juga dengan perumoangan suku kata atau kata. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh pelepasan huruf
B
O
L

Contoh pelepasan suku kata:
ini mimi (sebaiknya dibantu dengan gambar)
i-ni mi- . . .
i-. . .- mi-mi
contoh pelepasan kata pada teks sederhana dapat dikombinasikan dengan gambar.
(teks ini sebaiknya diambil dari teks yang pernah diperkenalkan kepada anak)
Ini … (gambar anak laki-laki)
Ini … (gambar anak perempuan) dan seterusnya.
 
3. Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari teks tertulis (teks sederhana). Untuk sekedar mengecek pemahaman siswa terhadap teks-teks sederhana, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk menilai kemampuan siswa dalam memahami lambang-lambang tertulis. Sebaliknya, siswa juga dapat dirangsang untuk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan teks yang dibacanya.

0 komentar:

Posting Komentar